KAPAN HARUS MULAI DAN BERHENTI DARI TERNAK PUYUH??
Seperti juga bisnis lain diluar sana, ternak puyuh juga kudu memperhatikan timing yang tepat agar tidak boncos atau rugi sebelum waktunya.
Ini terutama berlaku untuk mereka yang menjadikan puyuh sebagai arus utama penghasilan bagi mereka (income stream)
Berbeda untuk para penghobi dan yang menjadikan ternak puyuh sebagai second job, bagi dua golongan tersebut tentu tidak teramat penting kapan harus mulai dan kapan harus berhenti. Karena mereka melakukannya hanya berdasar suka-suka dan coba-coba.
Prasarat untuk mereka yang menjadikan ternak puyuh sebagai kerjaan utama tentu setidaknya punya 3 elemen dasar yang harus dipenuhi sebelum melihat kapan harus mulai dan kapan harus berhenti.
1. Modal
Modal adalah elemen dasar terpenting bagi mereka yang ingin menjadikan beternak puyuh sebagai arus utama penghasilan.
Modal yang dimaksud disini adalah modal keseluruhan. Dan bukan hanya untuk seribu ekor saja. Tapi senilai yang punya hasil bersih UMR dan UMK setempat.
Ingat ya, yang punya HASIL BERSIH sebesar UMR atau UMK.
Jika UMK atau UMR setempat adalah standart minimal penghasilan yang bisa digunakan untuk hidup sederhana, maka UMK bisa kita gunakan sebagai standart penghasilan minimal.
Contoh: Upah Minimal Kabupaten (UMK) ditempat kalian adalah 1.5 juta sebulan bersih. Maka setidaknya kamu juga harus menghasilkan uang sejumlah itu agar bisa memenuhi standart minimal hidup.
Dan ini tentu saja penghasilan bersih ya. Setelah dikurangi biaya tetap (fix cost) dan biaya tidak tetap (variable cost).
Untuk itu setidaknya minimal puyuh yang diperlukan adalah 3 ribu ekor dengar standart BEP antara 15000-16000/kg.
Hitungannya akan saya buat ditulisan selanjutnya agar tidak terlalu panjang.
Kesalahan yang banyak terjadi adalah peternak yang menganggap bahwa puyuh adalah proyek jangka pendek. Yang dalam istilah keuangan disebut dengan LIQUID ASSET.
No, salah besar. Karena tipically ternak puyuh adalah termasuk bisnis proyek jangka panjang. Yang setidaknya butuh waktu 6 bulan lebih untuk mengembalikan modal.
Karena itu, kebanyakan mereka yang failed atau gagal adalah mereka yang tidak bisa bertahan dalam 1 periode masa produksi.
Yang parah lagi, sudah 1 periode gak sampai, ternaknya cuma dibawah seribu. Dan dijadikan income stream atau arus utama penghasilan.
Yo entek lah dipangan tok.
Ya kali kalau situ bisa makan kohe puyuh terfermentasi. kalau kagak, bakal mustahil bisa survive.
2. Ilmu
Jika kalian sadar perbedaan antara manusia dengan kera adalah akal, maka mendayagunakan akal adalah sebuah niscaya.
Kamu tentu saja ingat dengan teori evolusi darwin kan? Bahwa moyang kita ini adalah kera.
Tapi aneh bin ajaib juga, kok kera-kera ditempat saya sejauh 20 tahun saya lihat cuman gitu2 aja. Gak ada tu yang berubah. Masih gelantungan aja.
Itu kenapa lantas Alloh dibanyak tempat dalam kitab suci Alqur'an berkata: Afala Ta'qilun (Apakah kamu tidak berakal?), Afala tatafakkarun (apakah kamu tidak berfikir?)
Ya karena akal budi itu hanya dimiliki oleh manusia.
Jadi, singkatnya ilmu adalah hal penting dalam kehidupan. Termasuk juga dalam mengarungi samudra ternak puyuh.
Persis apa yang dikatakan imam syafi'i: man arodad dunya fa'alaihi bil ilmi, faman arodal akhiroh, faalaihi bil'ilmi.
Siapa yang ingin sukses dunia, maka wajib berilmu. Dana siapa yang ingin sukses akhirat maka wajib berilmu.
Bersambung...
Salam Cinta dan Sayang
DUNIA PUYUH
Pusat Kemitraan Ternak Puyuh Plat AG
085790380475
Post a Comment