Merayakan Pasang Surut Bakulan
Dewa Eka Prayoga pernah berkata: JUALAN ITU BUKAN TENTANG DIRI KITA. TAPI TENTANG MELAYANI CALON PEMBELI DAN CUSTOMER KITA.
Sebagai bakul newbie, saya sering salah hati dan perasaan menyangkut apa yg sering dikatakan dibuku2 ekonomi soal layanan prima.
Saya sebagai bakul inginnya sih orderan lancar terus. Untung dikit2 gk masalah, yang penting berkali2 dan berkah.
Tapi apa mau dikata, conflict of interst antara konsumen akhir dan ternak yg sama-sama merasa paling pintar itu memang seperti drama korea. Panjang serinya, banyak intriknya, dan lama episodnya 😂
Aniway, apapun itu, reses itu perlu. Sesekali gak dapat dagangan dan mengasingkan diri untuk mencari solusi disetiap keadaan sering kali malah hadir disaat kesulitan datang.
Kita butuh melompat karena ada lubang. Kalau jalan landai dan halus, kita akan merasa aman.
Saya jadi ingat soal konsep rezeki yang pernah disampaikan oleh seorang ustadz yang sering kali terdengar di Radio.
Katanya: IKHTIAR ITU KEWAJIBAN. SEDANG REJEKI ITU KEJUTAN.
Lalu ustadz membawakan contoh tentang nabi ismail dan ibunya yg dalam keadaan haus di padang pasir.
Ibunya mondar-mandir antara shofa dan marwah, tapi air malah keluar di dekat Ismail.
Bisa jadi kita sudah nyari2 telur ke desa sebelah dan kota seberang sebagai wujud dari konsistensi pelayanan prima pada pelanggan.
Tapi apa mau dikata, telurnya gk sesuai permintaan atau harganya yg gk nutut untuk jualan.
Namun alhamdulillah masih ada uang ditabungan, istri yang penuh perhatian, dan anak2 yang ceria serta sehat penuh tawa.
Jika sudah seperti itu, lalu nikmat tuhan yg mana yg masih kita buat jadi dusta??
Duhai para bakulku tercinta, mari jagongan santai membahas masa depan kita. Mau dibawa kemana hubungan kita?? 😂
Post a Comment