BAKUL TELUR KOK BAKAR DUIT MULU, KAPAN UNTUNGNYA???
Istilah bakar duit atau dalam bahasa kerennya burning money mulai familiar terdengar belakangan ini, terutama sekali bersamaan dengan munculnya bisnis start-up di Indonesia.
Sebagian kita juga mungkin masih asing dengan istilah start-up. Sederhananya start-up adalah sebutan bagi usaha rintisan dalam bidang apapun yang menggunakan teknologi sebagai sarananya.
Teknologi yg dimaksud juga bermacam-macam, dan tidak harus berupa aplikasi. Atau setidaknya tidak harus punya app.
Apapun bisnisnya, asal punya sistem, dan berpeluang besar menjadi problem solving bagi permasalahan banyak orang maka itu bisa di sebut start-up.
Dalam bidang makanan sebut saja ada aplikasi madhang, ada go food dan chili pari milik anak presiden jokowi.
Dalam bidang pertanian ada simbah, e-fishery, dan tentu saja iGrow yang sedang "in".
Terakhir, absolutly adalah startup yang sudah dalam kategori unicorn.
BAKAR DUIT ITU APA??
Burning money atau bakar duit sebenarnya adalah salah satu dari beberapa strategi yang dilakukan oleh startup untuk mendapatkan simpati dari penggunanya dengan Cara memberikan layanan berlebih dengan tingkat biaya lebih murah dibanding pesaing dengan tujuan puncaknya agar mendapat pendanaan saat take off.
Sistem burning money dalam dunia e-commerce bisa diaplikasikan dalam bentuk gratis ongkir, Sedang dalam bisnis tranportasi ada voucher, yang kesemua itu jika dihitung2 nggak balik babon Atau negatif return.
Jika sebuah layanan jasa atau dagang sudah mendapat tempat dimasing2 pengguna/customernya maka nilai pengorbanan yg dilakukan akan terbayar dengan sendirinya. Dadi sisi pengguna akan muncul lotalitas, sedang dari calon investor adalah dari sisi valuasi (harga jual) yg lbh tinggi.
BURNING MONEY DALAM DUNIA JUAL BELI TELUR
Budi adalah seorang tamatan SMA yang barusaja dirumahkan dari perusahaan dimana ia bekerja. Ia mendapat pesangon sebesar 10 juta dari tempatnya bekerja.
Setalah berpikir panjang, dengan bermodal uang pesangonnya Budi kemudian memutuskan untuk terjun ke bisnis jual beli telur.
Awalnya budi menyangka jual beli telur itu gampang saja. Tinggal kulakan telur ke ternak lantas menjualnya ke pasar. Toh siapa sih yang nggak doyan telur?? Begitu pikirnya.
Namun kenyataanya dunia bisnis telur tidak semudah dalam bayanganya. Ternak selalu minta harga tertinggi, sementara pasar harganya mepet terus, dilain pihak sainganya begitu banyak.
Lama budi berpikir strategi mendapat telur ditengah persaingan yang ketat. Kemudian terbetiklah ide untuk membeli telur lebih mahal dari semua pesaingnya meskipun ia harus menjual dengan harga lebih rendah.
Jika pasar kuat dengan harga 20000/kg maka ia akan beli harga 21000 dari peternak sehingga ia bisa mengalahkan pesaingnya yang hanya kuat membeli harga 19000 dari peternak.
Seminggu berlalu uangnya bukan malah bertambah tapi malah berkurang. Dan kejadian itu berlalu selama 2-3 bulan sampai uangnya hampir habis. Sementara peternak ternyata bisa sesuka hati pindah ke pengepul lain yg lebih tinggi.
Sampai sini anda bisa menebak apa yg akan terjadi dengan budi kan???
But, there is reality. Ada lho bakul yg main demikian.
Dan kalau salah berhitung, maka kamu yang jadi ternaknnya tinggal menunggu hari duitmu macet. Apalagi jika tidak cash pembayaran.
Tink smart. Endokmu itu bukan barang istimewa. Bukan komoditas langka yg tidak ada duanya.
Harga mahal kalau cuman dikertas apa untungnya?? Kecuali kalau cash money....bolehlah kita lega....
Tapi mungkinkah?? Lha wong doi aja jualnya rugi??...
Sore yang cerah....
Selamat menunggu berbuka... 🤗
Post a Comment