Menengok Hubungan Bakul dan Peternak Puyuh Dalam Bingkai Simbiosis
Pernah ngalamin suatu ketika harga telur naik lantas ponsel tidak berhenti berbunyi karena banyak bakul (pengepul) telepon nawar harga lantas seperti hilang ditelan bumi saat harga mulai turun?
Anda yang jadi bakul dan pengepul pernah ngalamin pas hari ini jadwal ngambil telur di peternak rutinan tapi ternyata telurnya hilang keduluan diambil bakul yang lain?
Kalau diperhatikan hubungan antara pengepul/bakul dengan peternak itu memang unik. Kadang mesra sering juga dilema. Kadang akur sering juga tukaran.
Karena itu pada artikel kali ini Dunia Puyuh akan sedikit mengulas tentang relasi antar bakul dan peternak puyuh dalam bingkai simbiosis untuk mencari titik pusar alasan kenapa ada kejadian yang kadang konyol dan unik.
Simbiosis Mutulaisme
Simbiosis mutualisme menurut wikipedia adalah hubungan dua mahkluk hidup atau lebih yang saling menguntungkan antar ke dua belah pihak. Contohnya adalah hubungan antara burung dan kerbau. Bukan burungnya kerbau lho ya, tapi burung dan kerbau dimana burung butuh makan dan ndilalah kerbau punya stok kutu yang sangat sayang dilewatkan.
Dalam keadaan seperti ini jelas sekali si kerbau diuntungkan. Coba bayangkan kalau kutu itu dibiarkan berkembang biak di tubuh kerbau. Bayangkan ketika kerbau kepanasan lalu kegatelan, gimana cara ngegaruknya? Apalagi sekarang belum ada sampo untuk kerbau keramas. Betapa repotnya jadi kerbau, iya kan?
Disisi lain si burung juga membutuhkan makanan. Mau masak juga nggak punya dapur, mau belanja juga nggak ada warung di dunia perburungan, ya kan akhirnya kudu giat mencari makanan. Lha si kerbau punya stok yang melimpah, ya Al-ham-du....lillah...
Seperti inilah hubungan antara bakul dan peternak yang saling menguntungkan. Bakul sadar betul bahwa dagangannya berasal dari peternak. Maka bakul berpikir bagaimana caranya mencari konsumen sebanyak-banyaknya agar telur dari peternak tidak sampai menumpuk.
Si bakul juga akan berjuang bagaimana agar peternak telurnya bagus dan berbobot sehingga peternak berhasil dalam beternak. Termasuk mendengarkan keluhan-keluhan yang barang kali bisa dicari solusinya bersama.
Nyetel harganya juga wajar, dalam arti nggak terlalu besar ngambil untungnya, sehingga bakul dan peternak bisa tumbuh bersama dalam suasana SAMAWA, sakinah mawaddah warohmah.
Wee lha dalah....kalau ada bakul yang sekeren dan sekece ini pastilah banyak ternak yang kepincut dengannya.
Karena nyatanya jadi bakul itu banyak godaannya. Apalagi kalau peternakknya sudah pasrah bongko’an. Peternak nggak pernah nanya harga, nggak pernah nawar, dan nggak pernah minta dilamar, wes pokoke pasrah mung karo riko mas.
Kalau bakul lolos dalam ujian ini, saya jamin bakul ini akan jadi bakul favorit bagi kaum peternak puyuh. Kecuali memang peternaknya brangasan, rakus, pengennya selalu dia yang banyak untungnya.
Dipihak lain peternak juga melakukan hal yang sama. Berusaha merawat ternak sebaik-baiknya, memberi vitamin dan vaksin ketika sudah datang jadwalnya, sehingga telur yang terkumpul tidak berkurang banyak saat diambil.
Nah, kalau sobat Dunia Puyuh menemukan bakul yang demikian cirinya, harap segera ajukan lamaran pada bakul tersebut. Sekarang jaman sulit nyari orang amanah kaya doi.
Simbiosis Komensalisme
Simbiosis komensalisme menurut wikipedia berarti hubungan dua mahkluk hidup dimana yang satu diuntungkan sedang yang lain tidak dirugikan. Contohnya adalah hubungan antara pohon bunga anggrek dan pohon mangga.
Pohon anggrek bisa numpang tidur di bahu pohon mangga, dan pohon mangga tidak merasa dirugikan karenanya.
Pola hubungan ini sama dengan bakul pocokan dimana si bakul diuntungkan karena kehadiran si ternak dan si ternak tidak merasa dirugikan dengan hadirnya si bakul.
Tapi perlu diperhatikan, jika alasan peternak jual telurnya ke bakul pocokan karena butuh uang mendesak, its OK. Tapi jika si ternak jual telur pada bakul pocokan karena ingin bermain hati dengan bakul rutinan, apalagi bakul rutinannya adalah tipe bakul yang setia dan bertanggung jawab, yo berarti memang itu namanya peternak nggapleki.
Mohon diingat, meskipun tidak pernah ada perjanjian tertulis antara peternak dan bakul rutin, toh jasa si bakul sudah cukup banyak untuk dilupakan. Apalagi jika si dia selalu hadir saat harga di level paling bawah, saat si bakul-bakul lain hilang entah kemana beserta janji-janji manisnya.
Simbiosis Parasitisme
Simbiosis parasitisme menurut wikipedia adalah hubungan dua mahkuk hidup dimana salah satunya diuntungkan sedang yang lain dirugikan.
Ada peternak yang merasa bahwa dia semakin cerdas jika mendapat harga yang paling tinggi dari pada peternak lainnya. Ya nggak apa-apa, asal memang tipenya bebasan. Dalam artian tidak nggerundel saat bakul kesayangan tidak hadir saat sedang butuh-butuhnya uang.
Yang kurang ajar itu adalah ketika si bakul sudah dipercaya oleh ternak, opo jaremu dituruti, tapi kenyataannya malah dia pengen menang sendiri. Apa ya ada yang kayak gini? Jawabannya Ada.
Polanya biasanya begini, saat harga naik, si bakul ini tidak segera ngabari ke ternak. Dia diam saja dengan harapan keuntungannya bisa berkali lipat-lipatnya. Apalagi kalau dia merasa punya tanggungan kredit ini itu, walah habis sudah si ternak dikerjai.
Berbeda ketika harga turun, si bakul cuepet banget ngabarinnya. Bahkan ada yang sampai ngambil kesempatan dalam kesempitan. Ngambil untung dibanyakin. Toh peternaknya udah rutinan, dan akan sulit nyari bakul baru saat harga turun.
Memang deh, kalau sudah ketemu Tipe bakul nakal dan peternak ganjen dunia bakal runyam
Cilaka 12 sudah kalau dapat bakul yang model begini, pinginnya untung sendiri. kalau ditanya alasanya, dia bakal ngejawab: ”udah untung tak bantu jual. Mbok njajal suruh jual sendiri di pasar, ra bakal iso”
Bener-bener na’udzubillah.
Semoga kita termsuk dalam hadis nabi yang ketika dagang itu saling menguntungkan, tidak saling merugikan bahkan mencurangi. Karena jika kita melakukan ini (saling menguntungkan) maka perdagangannya diberkahi, dan Allah berserikat dengan orang-orang ini.
Lha kalau Alloh saja udah mau berserikat, walah jaminan hidup enak disana-sini, dunia-akhirat.
Post a Comment